Jumat, 16 Maret 2012

***pelangi senja,di ujung harapan***

Teruntuk jiwa yang gaduh, riuh bergemuruh.
Teruntuk hati yang telah mengering mati sunyi, kemarilah dengarkanlah..
Sejenak hentikan usahamu menyalahkan diri..
Mari kemari, kembalilah. Meski engkau terdakwa tersalah didunia ini, meski engkau telah menjauh sejauh jauhnya..

Sejenak hentikan usahamu untuk mengubah Dunia.

Rayulah nuranimu, bisikan kepadanya bahwa "Dunia ini hanya sebentar, sebentar saja.. Tak usahlah engkau menangis untuknya. Karena, dia - dan semua - akan engkau campakan sesuai upacara penguburan jasadmu".

Saat nuranimu pun terdiam, saat hatimu berhenti berbisik bisik..

Saat jiwamu tertindih kesedihan, terluka dengan duka duka. Saat belantara dadamu itu terasa sesak dan rusuk rusuk menghimpit. Saat saat itulah kesanggupanmu untuk menjadi dewasa dididik, karena kita memang harus segera dewasa dan bersahabat dengan hidup ini.
Hidup untuk kehidupan yang maha hidup..

Ada saatnya keramahan,

Ketegaran dan kebaikan yang nampak hanyalah ilusi.
Dalam kejujuran hati tersembunyi kemarahan dan kesedihan.

Berbahagialah kalian,

Wahai kalian Mukminin Mukminat yang hatinya selalu merendah dan hina dihadapan Nya.
Saat terbaring atau berdiri..
Saat semua bersamamu atau saat tak sesiapapun peduli.

Saat jiwanya mulai terdiam,

Saat hatinya mulai gaduh dengan kekhawatiran

Saat istana hati itu tiba tiba saja sepi,

Tentangnya atau apapun itu -di dunia ini..

Mereka masih tegar berdiri, mengadu kepada Nya..

Menyendiri di sudut sudut malam pelarian.

Jika pagi ini..

Cahaya matahari tidak menemuimu ditempat yang biasa,
Maka pastikanlah bahwa sebenarnya ia tidak enggan menyapamu.
Ia senantiasa setia mematuhi taqdirnya menerangi bumi, seperti nur-illahi yang menghangatkan setiap jiwa yang mengimani..

Mataharipun sebenarnya bukan enggan menyinari pagimu,

Namun taqdir lain sedang mencegahnya; awan..
Awanpun takdir Nya. Maka bersahabatlah dengan mereka, karena semua adalah rencana Nya.
Mungkin awan baru saja melintasi petani disurau kecilnya memberi harapan hujan untuk ladangnya yang kering..

Jangan berprasangka buruk pada Nya, hanya karena engkau merasa jauh..

Ketahuilah kenyataannya Rabbmu tidak pernah jauh darimu, sedetikpun.
Tidak, ia tetap denganmu dengan kemaha sabaran Nya.

Jangan pula engkau sombong dan merasa paling dekat pada NYA..

Karena Rabbmu juga memberi kelonggaran kepada orang orang kuffar dengan hadiah kehidupan hari ini dan sebelumnya..

Tak usahlah pedulikan mereka yang merendahkanmu..

Sesungguhnya Rabbmu telah memuliakanmu dengan ke-maha muliaan Nya.
Maka segera merendahlah kepada Nya.
Bertafakurlah diantara malam Nya.
Semampumu saja..

Tak usahlah bertafakur ditengah malam, jika matamu memang kalah mengantuk.

Tak usahlah duduk duduk dipojokan masjid, menangis dan mengadu, jika memang dirimu tak mampu.
Duduklah ditepian terjalnya tebing kehidupan yang hampir saja menjerumuskanmu..

Ataukah saat ini engkau telah terjatuh dilembahnya?


Tak apa, jangan marah.


Duduklah disana dan fikirkanlah..


Tanyakanlah kepada nuranimu..

Benarkah dirimu telah bersih dari kotoran dosa dosa?
Hingga begitu angkuhnya dan merasa pantas untuk marah dengan musibah ini?
Benarkah diri itu telah siap terbangun di alam mahsyar tanpa hisab karena begitu bersihnya?
Ingat kembali tentang pelbagai keharaman keharaman yang pernah atau masih kita lakukan, tentang kewajiban kewajiban yang pernah kita lalaikan...

Bukankah setiap dosa itu pasti dibalasi?


Sungguh TUHANmu ingin mengurangi bebanmu diakhirat saudaraku..

Betapa kasih sayang Nya yang telah meringankan api neraka dengan cicilan musibah ini..
Yakinkanlah musibah ini hanya cicilan dosa sahaja, hanya cicilan Azab..
Sakitnya tidak akan melebihi kematian..

Yah, ini cicilan wahai saudaraku..

Semua keluh kesah yang membasahi hati itupun dicatatkan sebagai pengurang dosa.

Jangan bodoh, jangan ingin mati..

Mati bukan akhir penderitaan..
Kematian hanyalah awal penderitaan Abadi jika dirimu tidak siap
Lihatlah dirimu saat ini?

Bukankah ini dunia?

Apa yang engkau khawatirkan tentang Dunia ini?

Dunia ini hanya persinggahan,

Persinggahan bernama dunia...

Sadarilah sekali lagi..

Dirimu masih di Dunia,..
Bersyukurlah disana tidak ada tanah yang menghimpitmu..
Atau gelap yang membutakanmu..
Udara masih gratis disekitarmu..

Ini adalah dunia..

Dunia yang sering kita dustakan nikmatnya..
Kita masih menjadi warga dunia, kita masih di dunia, bukan dikuburan..
Matahari masih disana meski awan menutupinya

Tersenyumlah meski sakit..

Merintihlah.. mengadulah kepada Nya
Rintihan kita memanggil Nya adalah dzikir..

Dzikir adalah mengingat NYA, mengingat RABB yang sering kita lupakan..

Padahal Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada hal yang disesali penghuni syurga kecuali satu jam di dunia yang mereka lewati tanpa mengingat Allah.."

Ingatlah lagi pesan mulia Rasulullah saw:

"Jika Allah mencintai hamba Nya maka ia akan ditimpakan musibah agar IA mendengar rintihannya.. (dengan mengingat Nya)"

Tidak ada kekhawatiran tentang dunia ini saudaraku..

Kesabaran itu harus dilatih, dan pelatihan ini tiada akhir..
Hamparan dunia ini adalah medannya untuk menguji kesabaran agar kita menjadi benar benar teruji dan menjadi muslim yang berkualitas.

Selalu ada kegaduhan diawal cerita tak terduga yang menghampiri kita.

Tapi diujung kesabaran itu sesungguhnya ada nikmat..
Ditengahnya ada cahaya harapan, dan..
Lamanya rentan waktu penantian menanti nanti pertolongan Nya adalah ibadah..
Para malaikat mencatatnya sebagai ibadah kita disisi Nya ..

Inilah hal hal yang seharusnya mendekatkan diri kita kepada Nya.

Jika tidak dengan guncangan musibah musibah itu, lalu dengan apa lagi diri ini akan mengingat Nya ?

Lihatlah dua merpati yang sedang dibelai cinta..

Bukankah mereka juga ingin selalu dekat dan berdekatan?
Begitulah para salihin menyikapi musibah saudaraku..
Mereka menjadikan musibah demi musibah itu sebuah medan..
Sebuah ajang untuk bermesraan dengan Nya dalam rintihan..
Mereka terhanyut hanyut berdua dengan Nya beralaskan rintihan menuju lautan ridha Nya..

Memang sungai kehidupan ini tidaklah lurus...

Ia berliku, dan tak terduga..
Kadang berbatu, kadang terjun menurun
Kadang tenang kadang rusuh bergemuruh..
Kadang gemericik kadang mendebarkan..

Kesemuanya adalah ujian..

Bagi jiwa yang mengetahui bahwa liku liku itu adalah iradah Nya..
Mereka tidak akan pernah mengeluh..
Mereka yakin bahwa semuanya akan berakhir dipantai nan indah...
Pelabuhan terakhir yang telah dijanjikan Nya sebagai balasan bagi mereka yang bersabar.

Sering memang, terasa begitu melelahkan..

Penantian itu memang berat..
Hingga Rasulullah saw bersabda,
"Bahwa penantian seorang muslim menanti nanti kelapangan itu telah dicatat sebagai ibadah.."
Ibadah yang sempurna disisi Nya saudaraku..

Intiplah rahasianya..

Pasti ada hikmahnya..
Lalu rasakanlah, diantara gelapnya suasana, disana ada cahaya..
Membimbing senyum diwajahmu,..

Segera setelah musibah itu mereda..

Disana bahumu semakin kokoh..
Kakimu semakin tegak berdiri..
Dan wajahmu tetap menunduk..
Hatimu tetap basah, bertasbih bersama semesta..

Disanalah pancaran kebahagiaan memancar dari hatimu..

Laksana pelangi dipenghujung senja menguning..
Lihatlah Alam melukis pelangi dari riuh riuh gemuruh hujan dan cekaman halilintar

Pelangi kebahagiaan adalah hadiah bagi mereka yang lulus.

Mereka yang sering berdiam menanti akhir yang indah..
Terus bersabar meski sukar...

Tak usahlah mengeluh atas fitnah yang menerpamu..

Engkau tidak sendiri menanti pelangi di Dunia ini,
Ketika kekasihmu tidak bersamamu lagi...
Ketika cinta di istana hatinya telah mati, maka tak seharusnya cintamu ikut mati bersamanya.
Masih ada cinta cinta yang lain..

Diujung sana masih ada senyum ibu yang meraihmu,

Masih ada sosok Ayah yang menepukmu, menguatkan bahumu
Masih ada keluarga yang senantiasa merindumu..

Jika merekapun telah tiada, maka relakanlah

Disana mungkin masih ada sahabatmu..

Pilihlah diantara temanmu

Sahabatmu adalah mereka yang membenarkanmu saat semua menyalahkanmu.


Mereka yang menitikan air mata ketika dirimu hampir menangis..

Mereka yang senang duduk bersamamu saat dunia dan semua seakan menyalahkanmu..
Mereka yang paling hebat rasa irinya saat seseorang meraih bahumu dikala bibirmu mulai berkata kata 'yah, hidup ini memang tidak mudah,.
Mereka yang tidak mampu tersenyum saat dirimu murung,
Mereka yang tak sanggup tertawa saat kamu terluka..
Mereka yang tidak menertawakan kesalahanmu,
Mereka yang ikut terluka saat kakimu melemah dan terjatuh.
Mereka yang menghampirimu dalam gelap
Membawakan lilin kepadamu dan menyalakannya untukmu
Meraih bahumu, dan membisikanmu..
Menjunjukanmu bahwa disana masih ada jalan..
Mengingatkanmu lagi saat saat bahumu tangguh menatap harapan..

Bersahabatlah dengan mereka

Mereka adalah sahabatmu,
Mereka yang tidak pernah menyalahkanmu
Mereka yang memahamimu ketika dirimu marah
Mereka yang menuntunmu, melembutkan hatimu,
Mengingatkanmu saat seperti dulu,
Ketika kita terduduk dipojokan masjid menangis memohon ampunan atas dosa dan kesalahan..
Menegur dan mengingatkanmu,.
Berdoa dibelakangmu..
Membersihkan namamu dari fitnah yang menusukmu.
Aibmu adalah aibnya..
Air matamu adalah air matanya..
Berjalan berdampingan..
Mencari oase ditengah gersangnya kehidupan
Menuju keabadian..

Jazakumullah sahabat..

Disini kutemukan kehangatan,
Semoga persahabatan ini diberkahi Nya.
Deretan kata ini sengaja kurangkai untuk engkau, sahabatku
Semoga Allah tabaroka wa ta'ala merahmatimu, mencintai dan menyayangimu.

Semoga rumah ini tetap hangat..

Mari berjalan berdampingan, saling mengingatkan..
Agar tegur-sapa, canda tawa ini abadi hingga nanti..
Hingga ke syurga Nya.

Ini adalah nasihat untuku juga

Untuk diriku sendiri yang lemah
Yang masih saja tertatih tatih, terjatuh dan berdiri,
Mencoba menambal keropos keropos iman..
Bersusah payah mengokohkan dinding keikhlasan yang terus melepuh seiring berkurangnya usia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar