Wanita Berjilbab Lebih Dipilih
Coba Anda bayangkan saat Anda mungkin membeli kue di pasar. Pertama, ada kue yang terbungkus dengan daun pisang misalnya, dengan plastik putih
transparan misalnya, namun ada juga kue yang tidak dibungkus dengan apa
pun. Tidak tahu kalau kue itu tadi digerumbungi lalat. Nah, kue mana
yang Anda pilih? Tentu saja kue yang dibungkus, sebab kue yang dibungkus
itu lebih terjamin kebersihannya dari kontaminasi tangan-tangan
yang penuh kuman dan virus. Begitu juga dengan wanita berjilbab. Mereka
akan lebih indah dipilih sebagai pendamping hidup, kecuali wanita
berjilbab yang masih tidak menjaga dirinya, misalnya masih berikhtilat
di antara para lelaki.
Wanita Berjilbab Lebih Anggun
Wanita
berjilbab lebih anggun jika menggunakan rok, baju tidak ketat, baju
tidak transparan, menutupi seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak
tangan. Itulah yang dimaksud berjilbab secara kaffah.
Wanita
berjilbab lebih anggun dengan pakaian takwanya itu. Bukankah wanita
berjilbab itu harus berpakaian tidak menyerupai laki-laki. Allah pun
tidak menyukai wanita yang menyerupai laki-laki atau laki-laki yang
menyerupai wanita.
Wanita Berjilbab Juga Tidak Sempurna
Manusia
itu tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, Anda jangan pernah
berkata, aku belum baik sehingga aku belum pantas berjilbab. Padahal
memakai jilbab itu bukan untuk wanita-wanita yang baik-baik. Memakai
jilbab itu hanya berarti mengikuti perintah Allah atau tidak. bukankah Allah sudah berfirman mengapa wanita muslim harus memakai jilbab?!
Wanita Berjilbab Itu Lebih Taqwa
Sejak
wanita itu memakai jilbab, maka secara otomatis wanita itu taat pada
Allah, yaitu taat pada perintah Allah yang memerintahkan muslimah
memakai jilbab. Walaupun wanita itu jahat, namun dibalut dengan jilbab,
maka wanita itu tetap taat pada Allah, taat khususnya dalam perintah berjilbab.
Padahal
zaman Rasulullah dulu, wanita-wanita beriman yang taat pada Allah atas
wahyu yang turun kepada Rasulnya untuk memakai jilbab, wanita-wanita
taat itu langsung menggunting kordengnya, taplak mejanya, hanya untuk
dijadikan jilbab. Zaman sekarang? Jilbab sudah canggih, men?!
Wanita
berjilbab itu lebih takwa, sebab jilbablah yang membuat mereka taqwa.
Contohnya: Ketika kita enggan shalat, maka kita akan malu. Malu dengan
jilbab. "Aku malu jika tidak shalat, kan aku sudah berjilbab." Begitulah.
Lalu
misalnya, ketika kita makan sambil jalan, maka hati kita akan berkata
lagi, "Aku malu makan sambil jalan, kan aku sudah pakai jilbab?!" Nah,
begitula jilbab menjadikan diri kita lebih taqwa. Jadi tunggu apa lagi.
Taatlah sekarang juga dengan perintah Allah yang satu ini, 'memakai
jilbab'.
Jangan tunggu nanti-nanti, siapa tahu dua menit lagi Anda akan mati mendadak. Jadi tidak sempat menjalankan perintah Allah
yang satu ini. Wanita berjilbab itu bukan harus baik dulu, namun
jilbablah yang akan menjadikan dirinya lebih baik dan lebih taqwa.
Wallau a'lam.
Mendengar
kata cantik, yang terbayang adalah seorang wanita yang anggota wajahnya
-mata, hidung dan bibir- proporsional, sedap dipandang mata. Cantik
juga dikaitkan dengan kulit yang terawatt baik, rambut hitam bercahaya,
bentuk tubuh langsing dan gaya berbusana yang up to date.
Bicara
soal busana, seringkali yang dituduh sebagai penyebab ketidakcantikan
seorang adalah jilbab. Dengan pakaian yang syar’i, memang bentuk
tubuhnya yang langsing tak tampak lagi.
Kecantikan
fisik merupakan salah satu nikmat dari Allah yang dikaruniakan kepada
sebagian saudari kita. Misalnya saja, suatu ketika kita diberikan nikmat
oleh Allah berupa harta yang sangat berharga. Tentunya kita hati-hati
menjaga harta itu, melindunginya dari jamahan orang lain, tidak
menghamburkan pada setiap orang, dan hanya mempergunakan di saat yang
memang benar-benar tepat. Lalu, bagaimana jika kenikmatan itu berupa
kenikmatan fisik, khususnya kecantikan seorang wanita?
Mengobral
kecantikan fisik pada setiap orang, seolah membiarkan barang yang amat
berharga dijadikan keroyokan banyak orang. Dengan begitu, status
berharga pun jadi barang rendah dan murah, karena setiap orang akan
mudah menikmatinya, beginikah yang diinginkan para wanita?
Hijab, Cantik Dimata Allah
Semua itu tidak akan terjadi jika muslimah menuruti syariat Allah, mengenakan hijab. Berdasarkan perintah Allah, yang artinya:
Di
zaman Rasulullah para sahabiyah begitu mendengar ayat ini turun,
langsung merobek selendang tebal mereka untuk dibuat menjadi kerudung.
Ummu
Salamah bercerita ketika ayat ini turun, maka wanita Anshar keluar dari
rumah mereka dengan memakai kerudung, seakan-akan di atas kepala mereka
ada burung gagak.
Kecantikan
fisik memang merupakan nikmat dari Allah. Nikmat akan bertambah jika
pandai-pandai bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, nikmat bias berubah
menjadi siksaan jika yang diberi nikmat tidak bias mensyukurinya.
Ucapan
“Alhamdulillah, wajah saya cantik,” saja, tidaklah cukup. Syukur yang
benar adalah menggunakan nikmat itu untuk taat kepada Allah. Mensyukuri
kecantikan fisik adalah dengan memperlakukan kenikmatan tersebut agar
senantiasa sesuai dengan perintah Allah.
Berjilbab Menjadikan Anda Cantik
Berhijab
itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia pengumbar pandangan
dianggap tidak kelihatan cantik. “Dengan berjilbab, saya jadi tetap
cantik, kan?” begitulah kiranya komentar yang tepat.
Tapi
komentar ini pun bisa jadi salah besar. Lho? “Dengan berjilbab, kulit
saya kan jadi tertutupi, tidak kepanasan, sehingga tidak menjadi coklat
dan kusam. Nah saya kan jadi tambah cantik.” Wah, jika dimaknai seperti
itu, amalan berjilbab pun jadi sia-sia.
Memang,
ada muslimah yang berhijab dengan niat yang tidak benar. Salah satunya
seperti diatas tadi, berhijab untuk menjaga kecantikan kulit. Ada yang
berhijab dengan niat menutupi cacat di tubuhnya. Ada pula yang berhijab
agar terkesan sebagai wanita shalihah di mata masyarakat.
Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:
“
Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah
dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan
barangsiapa yang hijarahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau
wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Mungkin
saja muslimah yang berniat tidak benar ini akan mendapatkan apa yang ia
cari. Mungkin kulitnya memang akan tetap kuning, aib itu tertutupi dan
nama baik bakal diperoleh. Tapi tentu saja tidak akan mendapatkan
sesuatu yang lebih agung. Yaitu Ridha Allah.
Saya Berjilbab Tapi Tetap Cantik, kan?
Komentar
di atas bisa jadi muncul dari seorang muslimah jilbaber. Sekali lagi,
komentar di atas perlu di kritisi. Jika wajahnya memang sudah dari dulu
cantik, tidak masalah komentar seperti itu. Tapi jika ‘tetap cantik’ ia
artikan sebagai tetap bisa tampil cantik di luar rumah dengan pakaian
ketat walaupun panjang, bibir berlipstik walaupun berjilbab, maka sama
tidak bolehnya dengan yang di atas tadi.
Muslimah
yang seperti ini juga menjamur. Jilbab dalam pengertian mereka adalah
‘yang penting pakai kerudung’. Tidak perduli dengan criteria lainnya.
Jadilah mereka jilbaber gaul yang kerudungnya mini, pakaiannya ketat,
kakinya pun pake celana panjang sempit.
Walaupun niatnya sudah benar karena Allah, namun jilbab yang ia kenakan seperti itu, tetap saja belum sempurna.
Amal ibadah akan sempurna jika ada dua syarat, yaitu niatnya benar karena Allah, dan yang kedua sesuai dengan syariat.
Berikut ini ketentuan hijab yang syar’i:
- Jilbab itu longgar, sehingga tidak memvisualisasikan lekuk-lekuk tubuh
- Tebal, sehingga tidak kelihatan sedikitpun bagian tubuhnya, warna kulitnya misalnya.
- Tidak memakai wangi-wangian
- Tidak meniru model pakaian wanita kafir.
- Tidak memilih warna kain yang mencolok, sehingga menjadi pusat perhatian orang.
- Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Semua
muslimah -yang cantik sejak lahir ataupun tidak- harus mempercantik
dirinya sesuai dengan syariat. Jika sudah mengamalkan, jadikanlah
kenikmatan yang Allah berikan itu selalu dijaga, tidak diobral layaknya
barang murahan. Wallahu a’lam
Keuntungan Berjilbab Bagi Wanita
Kembali,
saya akan memberikan wacana tentang jilbab untuk Anda, Sebagaimana
sudah kita ketahui bersama bahwa Allah mewajibkan wanita menutup
auratnya, artinya berjilbab bukan sekedar “gaya” tetapi salah satu
bentuk ibadah dan aplikasi keimanan kepada Allah Swt. Tetapi Iblis dan
turunannya sudah bersumpah akan menggoda anak cucu Adam untuk menemani
mereka di neraka. Mau di alam nyata maupun dialam maya syetan dan iblis
itu bertebaran, menggoda dengan sebuah maksud agar Anda jangan
berjilbab, opini-opini dan wacana yang mengaburkan nilai-nilai spiritual
seperti yang sering Anda lihat di Kompasiana salah satunya. Dan
ternyata….Syetan sedikit berhasil…Wanita banyak mengatakan bahwa yang
perlu dijilbab itu adalah hati, percuma saja jika kepala dan dada di
jilbab tapi perliaku negative, begitulah kira-kira kampanye syetan
dimuka bumi, padahal Allah sudah memerintahkan untuk menutup aurat dan
yang boleh tampak hanyalah wajah dan telapak tangan, selebihnya harus
ditutup kecuali kepada orang-orang yang dibolehkan.
Berikut ini ada ada beberapa keuntungan bagi para wanita yang berjilbab :
1.
Jika Anda tergesa gesa harus keluar rumah dalam keperluan mendadak,
darurat dan Anda tidak sempat sama sekali buat mendandani wajah maka
menggunakan kerudung Instan terbuat dari kaos itu solusi terbaik, ini
berlaku juga saat ada tamu dan kita perlu cepat-cepat untuk membukakan
pintu.
2.
Jika Anda ingin memberikan ASI pada bayi Anda ditempat umum (bagi yang
menikah), Insya ALLAH dengan kerudung Anda dengan bebas bisa
memberikannya ditempat umum karena aurat Anda tetap tertutup.
3.
Jika Anda memiliki kelemahan dari rambut , Jilbab sebagai pentup aib
tersebut, Anda tetap percaya diri dan beraktivitas penuh semangat.
4.
Terhindar dari godaan untuk bersikap centil dan tidak sopan, biasanya
jilbab bisa jadi alat control kepribadian wanita yang menggunakannya.
5. Sangat dihormati dan dihargai lawan jenis disekitar Anda, laki-laki mera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar